Jumat, 09 Maret 2012

Baby Diary : Jantungnya Sudah Berdetak

Semalam baru saja nengok si dedek...Niatnya siiih, tadinya mau memenuhi hasrat shopping si Ibu yang lama tak tersalurkan, tapi ternyata urusan si Bapak di KPPN bersama teman-temannya luaaamaa buanget. Berhubung praktek dokter Syarief kalo hari Jumat itu mulai jam 6...alhasil dari KPPN kita langsung meluncur di Telogorejo.

Setelah mendaftar...bla...bla...bla, seperti biasa, mulai ditimbang dan diukur tensi. Berat saya naik setengah kilo dari saat periksa 2 minggu lalu, hehehe...sekarang bobotnya udah 51,5 kg dan tensi saya lumayan bagus lah (100/70) daripada saat priksa sebelumnya yang cuma 90/60 dan bikin saya nggliyeng luar biasa.

Menunggu dokter datang, saya tinggal sholat maghrib dulu...dan rupanya perut mulai lapar kruyuk-kruyuuk. Semangkuk baso jumbo dan segelas jus buah naga lumayan lah buat ganjel perut sambil nunggu antrian (lumayan???hadeeeh...padahal sore baru aja makan nasi). Saya memang menuruti nafsu makan saya yang datang tak tentu. Kadang lapeeeer banget...tp kadang mual ngga ketulungan sampe ngliat makanan aja udah cukup bikin eneg. Mumpung doyan makan...harus balapan sama si nausse yg tak terprediksi datangnya.

Antrian ke 6. Suster memanggil nama saya, dan pak dokter ganteng itu sudah menyambut dengan ramahnya. "Oke bu, kita lihat perkembangan janinnya ya. Kita liat detak jantungnya". Di ruang USG saya mulai deg-degan. Antara tak sabar, khawatir, tapi juga sangat bahagia. Here we go...anakku mulai tampak pada layar itu. Bentuknya sudah seperti bayi dan berukuran sangat kecil. Dan lihat! ada sesuatu yang berkedip-kedip, pada awalnya tak begitu jelas tapi ketika dokter Syarief mencari posisi lagi, kedip-kedip itu semakin jelas. Rupanya itu jantung anakku. Excited luar biasa! Jantung baby sudah berdetak...menunjukkan adanya tanda kehidupan, menunjukkan kalau dia baik-baik saja di sana. Ah, sesi USG memang selalu berhasil membuat mata saya berkaca-kaca. Subhanalloh, ada kehidupan di dalam rahim saya. Kehidupan yang diberikan oleh Yang Maha Rahman dan Rahim....

Kantung janin sudah lebih besar dibanding 2 minggu lalu saat saya periksa. Ada titik putih semacam kantung kecil, yang kata dokter bernama yolk apa yalk sih? intinya itu adalah kantung suplai makanan buat si kecil.  Kata dokter Syarief lagi, kehamilan sehat antara lain ditandai dengan adanya kantung makanan itu. Plasenta...air ketuban...semuanya alhamdulillah sehat dan normal. Sehat terus ya Nak....lekas tumbuh besar, baik-baik di rahim ibu :)

Obat yang diresepkan tak jauh beda dari 2 minggu lalu. Ada vitamin asam folat, terus ada yang buat ngurangin mual (lumayan mahal klo obat yang ini). Dokter awalnya sudah tidak meresepkan obat penguat janin, mungkin karena melihat kondisi baby yang baik-baik saja. Tapi saya katakan kalau saya harus pulang pergi naik bis setiap hari karena bekerja di luar kota. Akhirnya, saya masih diresepkan vitamin penguat namun itu pun hanya untuk 2 minggu.

Sehat-sehat sayangku....insyaAlloh kita ke dokter lagi bulan depan. Bapak dan Ibu mencintaimu, sangat....






Kamis, 01 Maret 2012

Welcome March!

Apaaah? hampir sebulan gag nge-blog? wohohoho....i'm a lazy blogger sejati rupanya. Well, selama tidak ngeblog ini, saya punya kejutan luarrrr biasa buat saya sendiri, suami, and buanyaaak keluarga, relasi, sahabat yang sangat baik hati di sekeliling saya. Apa itu kejutannya?

Okai...bulan Februari lalu ada yang aneh dengan tubuh saya. Entah kenapa, sudah mendekati tanggal si tamu datang tapi tak ada tanda-tanda yang menunjukkan kalo si tamu mau nongol. Sehari, dua hari, tiga hari...sudah lewat dari tanggal haid saya. Ah, saya ngga mau GR. Ngapain juga tespek paling juga stripnya satu, batin saya saat itu. Tapi....suami baik-ku itu menganjurkan untuk memakai sisa tespek satu-satunya yang ada di kotak perkakas kami. Ohyah baby...jangan kecewa ya kalo hasilnya tidak sesuai harapan, pasrahkan saja sama Gusti Alloh, kata saya.

Masuk kamar mandi, mulai pake testpack yang tinggal atu biji itu dan saya tidak terlalu memperhatikan hasilnya. Saat hendak keluar kamar mandi, saya ambil testpack itu daaaan...olala, isn't true? muncul DUA STRIP MERAH yang sangat jelas di alat itu. Haaah....satu tahun tujuh bulan sepanjang pernikahan saya tidak pernah mengalami dan melihat testpack dengan hasil seperti ini. Perasaan saya membuncaaah luarrr biasaaa. Mungkinkah doa-doa kami selama ini diperkenankan oleh Sang Maha Kuasa?

Saya masuk kamar dengan segera untuk memberitahukan hasil itu kepada suami yang masih ber-asyik masyuk dengan smartphone di peraduan. Saya tunjukkan hasilnya, dan saya pun mulai menangis haru. Suami saya tampak terkejut dan saya tahu dia menutupi perasaannya yang juga melompat kesana-kemari. Spontan, sujud syukur saya haturkan meskipun saya juga masih ragu dengan hasil test itu.

Setelah menata hati dan meredam perasaan, saya mencoba untuk menghubungi dokter kecantikan saya selama ini. Eits, jangan salah...suami si dokter ini adalah seorang dokter spesialis kandungan...jadi betul khan jalur saya? hehehehe...Oke, saya mulai memberitahukan hasil tes tadi pagi. Saya foto testpack itu dan saya kirimkan ke bu dokter melalui bbm. Bu dokter saya yang cantik dan baik itu ikut memberi selamat dan mengatakan bahwa berdasarkan hasil test yang sudah dikonsulkan dengan suaminya itu...saya POSITIF. Alhamdulillah....

Esok harinya...saya mulai ragu kembali. Terpaksa saya beli testpack lagi kali ini dengan merk berbeda dari testpack sebelumnya dan agak lebih mahal. We'll see hasilnya sodara-sodara, daaaan ternyata sama juga. 2 strip dan POSITIF.

Konsultasi dengan mama dan beberapa rekan bumil mulai terjalin. Saya mulai minum susu hamil, menjaga pola makan, hati-hati saat bekerja, saya sangaaaaat menikmati ini semua. Meskipun saya harus naik bis besar saat ke kantor, lintas kota untuk bekerja, saya merasa harus bahagia dan sehat demi buah hati kami yang ada di kandungan. Bukankah ini yang selalu kami harapkan di setiap hari-hari kami? bukankah ini doa yang kami panjatkan selalu untuk anak kami? Subhanalloh, Maha Suci Engkau Ya Rabb...

2 minggu berikutnya kami memeriksakan diri ke dokter. Sementara ini dokter Syarief masih jadi referensi kami yang utama. Biarlah, walopun harus ke Semarang...setidaknya kami lega jika bertemu dokter idola kami itu, hihihihi. Saya sampaikan hasil test saya dan dokter Syarief ikut bahagia. Belum juga kami menyusun jadwal untuk program dengan beliau, rupanya program dari Alloh lebih cepat dan lebih canggih.

23 Februari 2012, usia si baby sudah 6 minggu 2 hari. Kantong janin jelas terlihat, dan samar-samar si kecil mulai nampak di tengah kantung itu. Bahagiaaaaa luar biasa. Kata dokter Syarief, alhamdulillah kondisinya normal dan sehat. Jika Alloh berkehendak dan memperkenankan, rencananya HPL si baby ada di tanggal 16 Oktober 2012. Subhanalloh....

2 minggu sejak tanggal 23 itu kami akan bertemu dr. Syarief lagi untuk mendengarkan detak jantung ananda kami. Berati, seminggu lagi sejak tulisan ini terbit hehehehe. Semoga si baby tumbuh sehat dan bahagia di rahim ibunya...tak sabar melihatnya di layar USG pekan depan. 

"Teruslah bertumbuh Nak, Ibu dan Bapak mencintaimu selalu... Rabbi habli minasshalihin. Tenangkan hati kami dengan seluruh anugerah darimu ya Alloh. Jagalah buah hati kami"

Sabtu, 07 Januari 2012

Ada Cinta di Banjir Ceria


Musim hujan dimulai. Hampir setiap hari dan sepanjang hari curahan air dari langit terus saja turun. Pagi berangkat ke kantor hujan....sampai kantor (kebetulan kantor saya di kota tetangga) juga hujan, pulang kantor sampai petang masih saja hujan.

Sepertinya hujan turun merata di belahan bumi Indonesia tercinta. Mama yang di Kudus juga crita kalo hujan deras hampir tiap hari, teman saya yang di Jakarta juga bilang disana malah kadang hujan derasnya pake acara angin kencang dan pohon tumbang segala. 

Akibat dari hujan deras yang tiada henti, alhasil sungai besar di pinggir rumah yang juga tenar disebut Kali Masjid meluap. Sisi timur rumah mulai kemasukan air. Yah, rumah kami kebanjiran. Depan rumah kondisinya air setinggi betis orang dewasa, kabar dari suami (yang udah bersepeda tadi pagi di tengah banjir) malah jalanan di depan Masjid Agung Kendal tenggelam dengan posisi air selutut orang dewasa, alun-alun kendal juga cukup dalam airnya. Suami sibuk berjaga-jaga di depan pintu rumah agar air tak semakin banyak menggempur masuk rumah kami. Saya? bagian konsumsi saja lah, hihihi...Entahlah beberapa hari ini kondisi badan sedang menurun staminanya. Turun dari ranjang sedikit pusing, perut juga kembung. Mungkin karena pengaruh cuaca juga. Itu sebabnya saya memilih dan dianjurkan suami untuk berada di 'garda belakang' dalam menghadapi banjir.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya ber-banjir-banjir. Selama 25 tahun sudah 5-6 kali sepertinya merasakan banjir. Mulai dari yang cuma semata kaki, sampe se-dada orang dewasa. Tapi istimewanya, ini adalah pengalaman pertama menghadapi banjir bersama suami tercinta. Meskipun seakan 'menderita' tapi tetap harus dilewati dengan penuh momen kemesraan dan ceria dong yaaa... Masa kalah sama anak-anak yang bahagia dengan ketetapan Alloh ini. Anak-anak saja pandai bersyukur :) 

Anak-anak menikmati perahu karet di depan rumah kami
Suamiku dong...ngga mau ketinggalan, sepeda banjir 


Apapun itu...semua ini datangnya dari Alloh Ta'ala. Yuk, sama-sama bersyukur, sama-sama berdoa biar hujannya bersahabat, badan tetap sehat, dan tetap semangat. Semangat menghalau banjir suamiku! Penuh cinta untukmu dalam segenap ke-syukuran-ku :)