Sabtu, 07 Januari 2012

Ada Cinta di Banjir Ceria


Musim hujan dimulai. Hampir setiap hari dan sepanjang hari curahan air dari langit terus saja turun. Pagi berangkat ke kantor hujan....sampai kantor (kebetulan kantor saya di kota tetangga) juga hujan, pulang kantor sampai petang masih saja hujan.

Sepertinya hujan turun merata di belahan bumi Indonesia tercinta. Mama yang di Kudus juga crita kalo hujan deras hampir tiap hari, teman saya yang di Jakarta juga bilang disana malah kadang hujan derasnya pake acara angin kencang dan pohon tumbang segala. 

Akibat dari hujan deras yang tiada henti, alhasil sungai besar di pinggir rumah yang juga tenar disebut Kali Masjid meluap. Sisi timur rumah mulai kemasukan air. Yah, rumah kami kebanjiran. Depan rumah kondisinya air setinggi betis orang dewasa, kabar dari suami (yang udah bersepeda tadi pagi di tengah banjir) malah jalanan di depan Masjid Agung Kendal tenggelam dengan posisi air selutut orang dewasa, alun-alun kendal juga cukup dalam airnya. Suami sibuk berjaga-jaga di depan pintu rumah agar air tak semakin banyak menggempur masuk rumah kami. Saya? bagian konsumsi saja lah, hihihi...Entahlah beberapa hari ini kondisi badan sedang menurun staminanya. Turun dari ranjang sedikit pusing, perut juga kembung. Mungkin karena pengaruh cuaca juga. Itu sebabnya saya memilih dan dianjurkan suami untuk berada di 'garda belakang' dalam menghadapi banjir.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya ber-banjir-banjir. Selama 25 tahun sudah 5-6 kali sepertinya merasakan banjir. Mulai dari yang cuma semata kaki, sampe se-dada orang dewasa. Tapi istimewanya, ini adalah pengalaman pertama menghadapi banjir bersama suami tercinta. Meskipun seakan 'menderita' tapi tetap harus dilewati dengan penuh momen kemesraan dan ceria dong yaaa... Masa kalah sama anak-anak yang bahagia dengan ketetapan Alloh ini. Anak-anak saja pandai bersyukur :) 

Anak-anak menikmati perahu karet di depan rumah kami
Suamiku dong...ngga mau ketinggalan, sepeda banjir 


Apapun itu...semua ini datangnya dari Alloh Ta'ala. Yuk, sama-sama bersyukur, sama-sama berdoa biar hujannya bersahabat, badan tetap sehat, dan tetap semangat. Semangat menghalau banjir suamiku! Penuh cinta untukmu dalam segenap ke-syukuran-ku :)

4 komentar:

  1. Untungnya banjir masih membawa keceriaan & kemesraan ya bu..
    Memang selalu ada kacamata lain dalam melihat musibah.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah....sama-sama belajar bersyukur :) Terimakasih atas kunjungannya. Salam buat rekan-rekan di Brebes

    BalasHapus
  3. Oke taksampaiin salamnya buat teman2.
    Ngomong2 tentang belajar bersyukur :
    alhamdulillah, MU unggul smentara atas City. (lho komene tekan bal barang)

    BalasHapus
  4. bwahahaha, tau ah...lagi cemburu sama bola nih. Suamiku asikkk di depan tv klo udah ada acara bola. That's Mars!

    BalasHapus