Senin, 15 Juli 2013

Khaliluna 9mo

Baiklah mari kita mulai bercerita *ehem. Hari ini, tepat hari ke 8 bulan Ramadhan, tanggal 16 Juli 2013, anak cantik kami genap berusia 9 bulan. Yah, alhamdulillah 9 bulan lalu saya masih ingat betul bagaimana rasanya berjuang untuk melahirkan. Bahkan saya masih ingat dengan sangat jelas bagaimana ikhtiar kami dan doa-doa kami yang terlantun memohon kepada Alloh agar dia hadir menemani kami.
9 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 16 Oktober 2012 putri cantik kami lahir melalui operasi caesar yang tidak terencana di RS Telogorejo Semarang. Ya, benar-benar tidak terencana karena dari hasil pemeriksaan seminggu sebelum putri kami lahir tidak ada kondisi yang mengharuskan saya menjalani persalinan caesar. Tapi Alloh punya rencana yang lebih indah pastinya. Ketuban saya pecah saat saya sudah tiba di RS, 2 hari pula saya harus menunggu di RS karena saya tak kunjung merasakan kontraksi dan bukaan saya mentok di bukaan 1 longgar *fiuh. Selasa pagi, jam 08.10 tanggal 16 Oktober 2012 itulah akhirnya putri kecil kami lahir ke dunia. Kami memberinya nama Nisrina Rafa Khaliluna. Yang kurang lebih artinya Mawar Putih yang Mulia Kesayangan Kami. Kami biasa memanggilnya Khalil yang artinya Sayang, atau Lil, tapi lebih asyik lagi kalo kami memanggilnya Sinok. Huehehehe..terasa sangat nJawani. Inisiasi Menyusui Dini tidak dapat kami lakukan karena setelah Lil lahir dia harus segera diobservasi karena kepalanya kejepit panggul dan karena saya sudah pecah ketuban duluan. Whatever-lah, saya ngga mau egois mau maksa IMD yang penting anak saya sehat dan dipastikan tidak ada apa-apa.

Lil umur sehari, mata udah lebar dan sadar kamera :)
Itu kisah 9 bulan yang lalu...sekarang, Lil udah pinterrrrr ngapa-ngapain. Makannya udah 2 kali makan besar dan sekali puree buah. Alhamdulillah selama ini semua yang dimakan Lil alami bikinan Ibu, jadi Lil ngga doyan loh macam-macam makanan instan. Ngga kaya Bapak yang huooobi banget makan ind*mie dan kawan-kawannya. Jangan ditiru ya Nok! InsyaAlloh meskipun Ibu bekerja, Ibu akan istiqomah masak alami buat Lil. Soalnya Lil sekarang udah minum sufor karena produksi ASI ibu yang semakin menipis *sedih,maafkan ya Nok. Naaaaah....maka dari itu Lil harus tetep makan sehat, food combining ala Pak Wied Harry hihihi dan alhamdulillah Lil sehat,lincah, criwisss. Ini dia “keajaiban” Lil di awal bulan ke-9 nya :
1.       Gigi ada 3, alhamdulillah pas tumbuh gigi tidak disertai demam *sehat terus Nok!  ;
2.       Maunya duduk sendiri, susah dipangku. Suka duduk di high-chair. Duduk di kasur 1 jam nonton Classical Baby Art anteeeng luar biasa ;
3.       Bisa manggil dengan jelas Apak, Mbu (maksudnya sih Bapak Ibu), Ndang (nama Pengasuh-nya Mbak Endang), Icak (cicak), Da (kuda), Ucing (kucing) bahkan kadang bisa sangat jelas manggil nama Ibunya Dhita..taaa hihihihi ;
4.       Udah bisa dagh-dagh melambaikan tangan ;
5.       Bisa niup suling mainannya sambil cekikikan ;
6.       Gelundungan kesana kemari, mungkin Lil seperti Ibunya yang tidak melewati fase merangkak ;
7.       Nyruput minuman pake gelas berasa anak gede ;
8.       Nangis kalo ada orang yang tidak dikenal atau yang Ibunya tidak suka #self-toyor ;p
9.       Jejingkrakan kalo ada kucing atau ayam yang lewat, bahkan bisa gemes mejet anak ayam yang dideketin dia *ohh..nooo!
10.   Buka tirai kamar kalau disuruh Bapaknya *kiss

Ini niih gayanya kalo lagi ikut bantu Ibu beberes

Hebatnya, Lil itu (insyaAlloh) anak mandiri. Sejak kecil, Bapaknya selalu ngasih tau kalo Bapak Ibu harus pergi bekerja saat pagi dan pulang saat sore. Jadi ketika Lil pasang muka mau mewek ketika mau ditinggal kerja, si Bapak bakal ngasih kalimat sakti “Lho sinok kok nangis?anak hebat ngga apa-apa ya dirumah. Ibu kerja, Bapak kerja buat sinok. Nanti sore Ibu pulang main sama sinok lagi. Sinok di rumah baik-baik, maem, mimik yang banyak, bobok, main.” And it’s work! Lil bakal senyum-senyum dan ngga klayu, pasang muka ceria, kisskiss Bapaknya dan dagh-dagh. Lalu kemana Ibunya? Si ibu sembunyi berusaha keras umpetin mata yang berkaca-kaca. Huwaaa...siapa yang ngga jatuh cinta coba sama Bapak macam itu, dan siapa yang tega sih ninggalin bayi lucu yang ayu itu.

Tapi hidup itu pilihan, saya juga produk dari working mom. Toh nyatanya saya cinta luar biasa sama mama saya. Pun begitu dengan Khaliluna, dia puastiii akan mencintai saya, Ibunya yang harus bekerja ini demi mengabdi pada bangsa dan negara *uhuuk. Happy 9mo cintaku, sayangku..sehat,cerdas,sholihah selalu ya Nok. Insyaalloh Ibu Bapak akan selalu menjagamu dengan segala doa daya upaya usaha. We love you xoxoxo!



Sholihah,sehat,cerdas terus ya Nok


Akhirnya Nulis Juga!


Hello world! Huaaaa...huaa akhirrrnya setelah bertahun-tahun berhenti menulis kuputuskan untuk re-blogging. Baiklah...maafkan yah blog lama melupakanmu *salim. Jadi begini ceritanya, ada buaaanyak sekali e-mail yang masuk menanyakan kenapa sih saya berhenti menulis. No...no...no, big no. Sungguh hasrat menulis saya sangaaaaaaaat bueeeesaaaar. Tapi kesibukan sebagai ibu baru sekaligus ibu bekerja membuat saya benar-benar kesulitan membagi waktu. Si bocah nemplok terus sama emaknya dan ketika si bocah tidur, saya pun ikut tidur *alesan. Yang jelas...sebagai ibu bekerja, 5 menit itu suaaanghaaat berarti untuk memeluk si kecil.


Kembali menyalahkan diri sendiri, jadi critanya selama hamil itu sebenernya saya punya banyak cita-cita untuk ngisi blog ini dengan :
1.       Baby diary saat di perut
2.       Resep masakan, pengalaman kuliner dan apapun tentang makan memakan
3.       Kisah lahirnya si bocah
4.       Pertumbuhan si bocah dari bulan ke bulan
Dan semuanya itu gagal total karena si bumil sibuk tidur,makan,jalan-jalan,dan musim pendataan tahunan di kantor. Terus ketika udah lahiran jadilah sibuk ngurus dan berbagai alasan lain sebagaimana alasan yang telah dikemukakan di atas *ribet amat bahasanya, hiksss...
 Baiklah tapi semuanya itu tidak perlu disesali, mulai hari ini insyaAlloh saya akan mulai menulis apapun yang ingin saya tulis. Sungguh mungkin saya sih pengen gitu ya punya asisten pribadi yang bisa ngetikin blog ini trus akunya tinggal crita berdongengan aja *mimpi ngga penting,abaikan. Ya sudahlah intinya maafkan ya tetemans, nanti aku akan mulai bercerita bagaimana asyiknya menjadi ibu muda bekerja yang ceria *cieee

Jumat, 09 Maret 2012

Baby Diary : Jantungnya Sudah Berdetak

Semalam baru saja nengok si dedek...Niatnya siiih, tadinya mau memenuhi hasrat shopping si Ibu yang lama tak tersalurkan, tapi ternyata urusan si Bapak di KPPN bersama teman-temannya luaaamaa buanget. Berhubung praktek dokter Syarief kalo hari Jumat itu mulai jam 6...alhasil dari KPPN kita langsung meluncur di Telogorejo.

Setelah mendaftar...bla...bla...bla, seperti biasa, mulai ditimbang dan diukur tensi. Berat saya naik setengah kilo dari saat periksa 2 minggu lalu, hehehe...sekarang bobotnya udah 51,5 kg dan tensi saya lumayan bagus lah (100/70) daripada saat priksa sebelumnya yang cuma 90/60 dan bikin saya nggliyeng luar biasa.

Menunggu dokter datang, saya tinggal sholat maghrib dulu...dan rupanya perut mulai lapar kruyuk-kruyuuk. Semangkuk baso jumbo dan segelas jus buah naga lumayan lah buat ganjel perut sambil nunggu antrian (lumayan???hadeeeh...padahal sore baru aja makan nasi). Saya memang menuruti nafsu makan saya yang datang tak tentu. Kadang lapeeeer banget...tp kadang mual ngga ketulungan sampe ngliat makanan aja udah cukup bikin eneg. Mumpung doyan makan...harus balapan sama si nausse yg tak terprediksi datangnya.

Antrian ke 6. Suster memanggil nama saya, dan pak dokter ganteng itu sudah menyambut dengan ramahnya. "Oke bu, kita lihat perkembangan janinnya ya. Kita liat detak jantungnya". Di ruang USG saya mulai deg-degan. Antara tak sabar, khawatir, tapi juga sangat bahagia. Here we go...anakku mulai tampak pada layar itu. Bentuknya sudah seperti bayi dan berukuran sangat kecil. Dan lihat! ada sesuatu yang berkedip-kedip, pada awalnya tak begitu jelas tapi ketika dokter Syarief mencari posisi lagi, kedip-kedip itu semakin jelas. Rupanya itu jantung anakku. Excited luar biasa! Jantung baby sudah berdetak...menunjukkan adanya tanda kehidupan, menunjukkan kalau dia baik-baik saja di sana. Ah, sesi USG memang selalu berhasil membuat mata saya berkaca-kaca. Subhanalloh, ada kehidupan di dalam rahim saya. Kehidupan yang diberikan oleh Yang Maha Rahman dan Rahim....

Kantung janin sudah lebih besar dibanding 2 minggu lalu saat saya periksa. Ada titik putih semacam kantung kecil, yang kata dokter bernama yolk apa yalk sih? intinya itu adalah kantung suplai makanan buat si kecil.  Kata dokter Syarief lagi, kehamilan sehat antara lain ditandai dengan adanya kantung makanan itu. Plasenta...air ketuban...semuanya alhamdulillah sehat dan normal. Sehat terus ya Nak....lekas tumbuh besar, baik-baik di rahim ibu :)

Obat yang diresepkan tak jauh beda dari 2 minggu lalu. Ada vitamin asam folat, terus ada yang buat ngurangin mual (lumayan mahal klo obat yang ini). Dokter awalnya sudah tidak meresepkan obat penguat janin, mungkin karena melihat kondisi baby yang baik-baik saja. Tapi saya katakan kalau saya harus pulang pergi naik bis setiap hari karena bekerja di luar kota. Akhirnya, saya masih diresepkan vitamin penguat namun itu pun hanya untuk 2 minggu.

Sehat-sehat sayangku....insyaAlloh kita ke dokter lagi bulan depan. Bapak dan Ibu mencintaimu, sangat....






Kamis, 01 Maret 2012

Welcome March!

Apaaah? hampir sebulan gag nge-blog? wohohoho....i'm a lazy blogger sejati rupanya. Well, selama tidak ngeblog ini, saya punya kejutan luarrrr biasa buat saya sendiri, suami, and buanyaaak keluarga, relasi, sahabat yang sangat baik hati di sekeliling saya. Apa itu kejutannya?

Okai...bulan Februari lalu ada yang aneh dengan tubuh saya. Entah kenapa, sudah mendekati tanggal si tamu datang tapi tak ada tanda-tanda yang menunjukkan kalo si tamu mau nongol. Sehari, dua hari, tiga hari...sudah lewat dari tanggal haid saya. Ah, saya ngga mau GR. Ngapain juga tespek paling juga stripnya satu, batin saya saat itu. Tapi....suami baik-ku itu menganjurkan untuk memakai sisa tespek satu-satunya yang ada di kotak perkakas kami. Ohyah baby...jangan kecewa ya kalo hasilnya tidak sesuai harapan, pasrahkan saja sama Gusti Alloh, kata saya.

Masuk kamar mandi, mulai pake testpack yang tinggal atu biji itu dan saya tidak terlalu memperhatikan hasilnya. Saat hendak keluar kamar mandi, saya ambil testpack itu daaaan...olala, isn't true? muncul DUA STRIP MERAH yang sangat jelas di alat itu. Haaah....satu tahun tujuh bulan sepanjang pernikahan saya tidak pernah mengalami dan melihat testpack dengan hasil seperti ini. Perasaan saya membuncaaah luarrr biasaaa. Mungkinkah doa-doa kami selama ini diperkenankan oleh Sang Maha Kuasa?

Saya masuk kamar dengan segera untuk memberitahukan hasil itu kepada suami yang masih ber-asyik masyuk dengan smartphone di peraduan. Saya tunjukkan hasilnya, dan saya pun mulai menangis haru. Suami saya tampak terkejut dan saya tahu dia menutupi perasaannya yang juga melompat kesana-kemari. Spontan, sujud syukur saya haturkan meskipun saya juga masih ragu dengan hasil test itu.

Setelah menata hati dan meredam perasaan, saya mencoba untuk menghubungi dokter kecantikan saya selama ini. Eits, jangan salah...suami si dokter ini adalah seorang dokter spesialis kandungan...jadi betul khan jalur saya? hehehehe...Oke, saya mulai memberitahukan hasil tes tadi pagi. Saya foto testpack itu dan saya kirimkan ke bu dokter melalui bbm. Bu dokter saya yang cantik dan baik itu ikut memberi selamat dan mengatakan bahwa berdasarkan hasil test yang sudah dikonsulkan dengan suaminya itu...saya POSITIF. Alhamdulillah....

Esok harinya...saya mulai ragu kembali. Terpaksa saya beli testpack lagi kali ini dengan merk berbeda dari testpack sebelumnya dan agak lebih mahal. We'll see hasilnya sodara-sodara, daaaan ternyata sama juga. 2 strip dan POSITIF.

Konsultasi dengan mama dan beberapa rekan bumil mulai terjalin. Saya mulai minum susu hamil, menjaga pola makan, hati-hati saat bekerja, saya sangaaaaat menikmati ini semua. Meskipun saya harus naik bis besar saat ke kantor, lintas kota untuk bekerja, saya merasa harus bahagia dan sehat demi buah hati kami yang ada di kandungan. Bukankah ini yang selalu kami harapkan di setiap hari-hari kami? bukankah ini doa yang kami panjatkan selalu untuk anak kami? Subhanalloh, Maha Suci Engkau Ya Rabb...

2 minggu berikutnya kami memeriksakan diri ke dokter. Sementara ini dokter Syarief masih jadi referensi kami yang utama. Biarlah, walopun harus ke Semarang...setidaknya kami lega jika bertemu dokter idola kami itu, hihihihi. Saya sampaikan hasil test saya dan dokter Syarief ikut bahagia. Belum juga kami menyusun jadwal untuk program dengan beliau, rupanya program dari Alloh lebih cepat dan lebih canggih.

23 Februari 2012, usia si baby sudah 6 minggu 2 hari. Kantong janin jelas terlihat, dan samar-samar si kecil mulai nampak di tengah kantung itu. Bahagiaaaaa luar biasa. Kata dokter Syarief, alhamdulillah kondisinya normal dan sehat. Jika Alloh berkehendak dan memperkenankan, rencananya HPL si baby ada di tanggal 16 Oktober 2012. Subhanalloh....

2 minggu sejak tanggal 23 itu kami akan bertemu dr. Syarief lagi untuk mendengarkan detak jantung ananda kami. Berati, seminggu lagi sejak tulisan ini terbit hehehehe. Semoga si baby tumbuh sehat dan bahagia di rahim ibunya...tak sabar melihatnya di layar USG pekan depan. 

"Teruslah bertumbuh Nak, Ibu dan Bapak mencintaimu selalu... Rabbi habli minasshalihin. Tenangkan hati kami dengan seluruh anugerah darimu ya Alloh. Jagalah buah hati kami"

Sabtu, 07 Januari 2012

Ada Cinta di Banjir Ceria


Musim hujan dimulai. Hampir setiap hari dan sepanjang hari curahan air dari langit terus saja turun. Pagi berangkat ke kantor hujan....sampai kantor (kebetulan kantor saya di kota tetangga) juga hujan, pulang kantor sampai petang masih saja hujan.

Sepertinya hujan turun merata di belahan bumi Indonesia tercinta. Mama yang di Kudus juga crita kalo hujan deras hampir tiap hari, teman saya yang di Jakarta juga bilang disana malah kadang hujan derasnya pake acara angin kencang dan pohon tumbang segala. 

Akibat dari hujan deras yang tiada henti, alhasil sungai besar di pinggir rumah yang juga tenar disebut Kali Masjid meluap. Sisi timur rumah mulai kemasukan air. Yah, rumah kami kebanjiran. Depan rumah kondisinya air setinggi betis orang dewasa, kabar dari suami (yang udah bersepeda tadi pagi di tengah banjir) malah jalanan di depan Masjid Agung Kendal tenggelam dengan posisi air selutut orang dewasa, alun-alun kendal juga cukup dalam airnya. Suami sibuk berjaga-jaga di depan pintu rumah agar air tak semakin banyak menggempur masuk rumah kami. Saya? bagian konsumsi saja lah, hihihi...Entahlah beberapa hari ini kondisi badan sedang menurun staminanya. Turun dari ranjang sedikit pusing, perut juga kembung. Mungkin karena pengaruh cuaca juga. Itu sebabnya saya memilih dan dianjurkan suami untuk berada di 'garda belakang' dalam menghadapi banjir.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya saya ber-banjir-banjir. Selama 25 tahun sudah 5-6 kali sepertinya merasakan banjir. Mulai dari yang cuma semata kaki, sampe se-dada orang dewasa. Tapi istimewanya, ini adalah pengalaman pertama menghadapi banjir bersama suami tercinta. Meskipun seakan 'menderita' tapi tetap harus dilewati dengan penuh momen kemesraan dan ceria dong yaaa... Masa kalah sama anak-anak yang bahagia dengan ketetapan Alloh ini. Anak-anak saja pandai bersyukur :) 

Anak-anak menikmati perahu karet di depan rumah kami
Suamiku dong...ngga mau ketinggalan, sepeda banjir 


Apapun itu...semua ini datangnya dari Alloh Ta'ala. Yuk, sama-sama bersyukur, sama-sama berdoa biar hujannya bersahabat, badan tetap sehat, dan tetap semangat. Semangat menghalau banjir suamiku! Penuh cinta untukmu dalam segenap ke-syukuran-ku :)

Senin, 19 Desember 2011

Rumah Tangga : Perjuangan Tak Kenal Masa

Memutuskan untuk berumahtangga itu artinya kita telah mengikatkan diri ke dalam perjanjian mulia dengan Dzat Yang Maha Menggenggam Jiwa.

Usia pernikahan kami baru 1 tahun 4 bulan, dengan masa pacaran yang hanya 3 bulan. Tapi kata siapa usia pernikahan muda selalu penuh warna ceria? Tidak, kami pun ‘pernah’ melewati masalah-masalah yang penuh airmata *lebay dikit* sepanjang perjalanan kami. Saat saya sakit dan terpaksa bersahabat dengan Rumah Sakit, itu masa-masa menyedihkan. Saat saya kelimpungan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan baru yang ‘berbeda’ dengan lingkungan saya sebelumnya, itu pun juga masa-masa sulit. Saat suami mengalami ‘gegar status’ dari bujang gaul menuju suami yang baik luar biasa, itu pun penuh kerikil tajam. Saat saya harus mahir mengatur keuangan dan mengurangi ke-compulsive buyer-an seperti masa-masa gadis, itu pun perjuangan yang cukup bikin dongkol *hehehe*. Yaa...kami bersyukur dengan apa yang pernah dan akan kami lewati ke depan nanti.

Rumah tangga memang perjuangan luar biasa. Rumah tangga adalah perjuangan yang tidak mengenal masa. Perjuangan sepanjang hayat. Perjuangan yang penuh cinta. Bagaimana tidak, setiap harinya pasti kita akan bertemu dengan hal-hal baru dari pasangan yang mungkin pada awalnya terasa mengejutkan. Tidak rapi saat mengambil baju di lemari, lupa menaruh handuk, meletakkan koran sembarangan, tidak cuci kaki saat hendak tidur, asyik di depan TV atau blackberry tanpa menghiraukan pasangan...sepertinya menjadi hal yang amat sangat menjengkelkan bagi kita pasangan pemula. Disinilah perjuangan itu dimulai. Itu baru masalah yang ‘ngga ada apa-apanya’, saya yakin buaaanyak masalah lain yang lebih besar stressor-nya dibanding hal-hal macam itu.

(Mungkin) ada banyak lawan jenis yang lebih menarik di luar sana. Lebih mapan, menarik secara fisik, baik...itu menurut kita. Jika kita tidak memperjuangkan hati dan rumahtangga kita, saya yakin tahap berikutnya adalah adanya upaya-upaya pembandingan antara ‘sosok luar’ itu dengan pasangan kita. Parahnya lagi jika berupaya untuk mendekati ‘sosok luar’ yang mempesona itu dan tidak sadar untuk semakin dekat dengan zina. Na’udzubillah...

Kami sedang memulai perjuangan kami. Kami sedang memperjuangkan cinta kami agar tetap berada dalam cinta Illahi. Kami sedang memperjuangkan masing-masing diri kami untuk tetap terikat dalam tali Alloh hingga di akhirat nanti. Kami sedang berjuang memperbaiki diri agar kelak siap menyambut dan mengasuh buah hati, mempersiapkan generasi rabbani yang takut akan Alloh, mengagumi Rasulullah, bertutur lembut dan berhati tulus, serta bermanfaat bagi umat.

“Ya Alloh...Ya Rabbana, kami serahkan cinta dan jiwa ini kepada-Mu. Tiada pintu yang akan kami ketuk selain pintu-Mu, tiada sesuatu yang akan kami perjuangkan semata-mata hanya demi ridho dan restu-Mu. Ya Alloh...jadikan langkah-langkah kecil kami sebagai perjalanan untuk menggapai tangga cinta-Mu. Jadikan pasangan kami sebagai jodoh yang Engkau pilihkan. Jangan biarkan kami terserak...kumpulkan kami di surgamu kelak. Karuniakan kepada kami putra-putri yang sholih-sholihah. Yang mencintai dan kami cintai. Jangan biarkan kami berputus asa dan tak lagi percaya terhadap doa-doa kami. Kami mencintai buah hati kami, bahkan sebelum Engkau amanahkan kepada kami. Sesungguhnya hanya Engkaulah Dzat Yang Maha Mengabulkan segala Pinta”

Jumat, 09 Desember 2011

Oleh-oleh Diklat Prajab

Sudah hampir 2 minggu di rumah pasca mengikuti diklat prajabatan, tapi seperti biasa baru sempat ngeposting hohoho. 17 hari yang tak terlupakan. Ada lucu-lucuan, ada serius-seriusan (ngga serius beneran dong hihi..), ada haru, ada bete...komplit gado-gado semua di sini. Entah kenapa waktu terasa sangat cepat saat diklat. Kita mulai kegiatan jam setengah 5. Kebayang dong ya, si dhita yang biasanya jam segitu masih mlungker harus udah dandan rapih buat aerobik. Otomatis jam 3, setengah 4 dini hari udah harus mandi. Pengen nangis kenceng deh awalnya. Tapiii....lama-lama udah terbiasa asik-asik aja tuh. 

Aerobik dan jalan jauh *bukan jogging lagi ah namanya -_- selesai jam 05.45, engga sempet mandi dong ya coz jam 6.15 udah ngumpul lagi di lapangan buat apel pagi. Alhasil tissue basah adalah teman baik sesudah olahraga pagi :)

Sarapan dimulai. Duduk siap grak, tanpa suara saat menyantap, kurangi dentingan sendok dan piring. Menunya sehat sih, ngga heran kalo teman-teman pada nambah berat badannya. Except me! gimana ngga sedih coba, lauknya ayam, telor...khawatir itu produk dari ayam suntikan *parno deh saya. Alhasil tiap dapat menu, teman sebelah yg dapet sampur buat ta hibahin ayam ato telor segede gaban itu hihihi

Kelar sarapan, langsung masuk kelas...full pelajaran dimulai dari jam 07.30 sampe kadang jam 20.00, selingan coffebreak, makam siang dan makan malam. Ngantuk di kelas itu wajar dan manusiawi, tidur di kelas pun acapkali termaafkan. Tapi suka geli kalau ingat nasehat salah satu binsuh di sana, "Boleh ngantuk, boleh tidur, tapi mata tidak boleh terpejam". Gimana caranya coba? Stock permen saya harus full buat ngurangi ngantuk saat di kelas.

Apel malam dimulai biasanya jam 20.15, tapi kadang penah juga sampe pukul 21.00 tergantung jadwal kegiatan pada hari itu. Ngantuk pasti, tapi sampe kamar belum bisa langsung tidur. Musti bikin resume materi dulu, masih harus mandi juga, masih ngerumpi juga sama temen sekamar. Jam 23.00 ke atas baru deh bisa pulasss

17 hari terlewati, harus nglewati ujian dulu. Sehari sebelum ujian padahal jadwal padaaaat, sempat kepikiran kaya mana harus belajar padahal materi seabreg, buku ngga pernah kebaca karena keburu ngantuk saat di kamar. Sistem Kebut Semalam jadi satu-satunya metode belajar yang paling yahud saat itu. Tapi rupanya cara itu gagal juga karena SAYA KETIDURAN! hiks...hiksss...panik, baru kebangun saat subuh, jadi total waktu belajar saya paling hanya kurang dari 2 jam. Modal bismillah dan doa mama,papa, ibu, bapak, juga suami adalah senjata terbaik saat itu. Agak panik sebenarnya saat suami bilang, "Ngawur sekali hon..masa belajar cuma dua jam kurang, dulu jamanku pada begadang loh belajarnya sampe pagi...pasti teman-temanmu juga udah pada begadang tuh belajarnya". Grrrrgh! Suamiku objektif sekali komentarnya...

Dag-dig-dug saat nunggu pengumuman kelulusan, apalagi ternyata eh ternyata...pengumumannya ditunda sampe esok pagi alias sebelum pelepasan pulang. Huwaaa, gimana kalo harus remidi coba. Sampe akhirnya si Bapak panitia Diklat mengumumkan siapa-siapa saja yang dapat peringkat di kelas. Aah, saya sih pasrah..peduli amat sama rangking, yang penting lulus tanpa remidi itu udah cukup. "Ada 70 orang lulus dengan predikat Baik Sekali, 39 lulus dengan predikat baik, dan 1 orang....." (Bapak itu diam menunda kalimatnya), deg-deg-deg jangan-jangan 1 itu ngga lulus *dasar su'udzon :p, si Bapak melanjutkan kalimatnya..."1 orang lulus dengan predikat Memuaskan serta meraih nilai tertinggi di antara satu senat 52,53 dan 54 ini". Teman-teman mulai riuh...Pengumuman dilanjutkan, kebetulan angkatan 52 yang notabene kelas saya berhasil meraih nilai rata-rata paling tinggi dari kelas lain...daaaan peringkat 1 dari angkatan 52 sekaligus lulusan satu-satunya dengan predikat Memuaskan adalah dari Badan PP dan KB Kabupaten Batang..teman-teman riuh menyebut nama saya. Respon saya? "Hellooo...ngga mungkin saya-lah, belajar aja kurang -_-". Ternyata benar, "Anindhita Setianingrum, S.Psi" sebut Bapak itu. Waaaah, alhamdulillahi Ya Alloh, masih diberi amanah untuk menyandang predikat itu. Gembira tentu. Yang jelas itu adalah oleh-oleh untuk orang rumah dan instansi.

eng..ing..eng, ini hasilnya :)

Puluhan sms dan bbm masuk ke hape saya mengucapkan selamat, sms dari kepala dinas, rekan kerja, mama papa, bapak ibu, dan suami saya yang objektif itu tentunya. Saya pikir, keobjektifan suami itu adalah caranya untuk melecut semangat saya dalam menghadapi tantangan (hihihi...luvyew much mas). Yang pasti ada banyaaak oleh-oleh yang lebih menarik daripada selembar surat kelulusan dengan predikat Memuaskan itu. Oleh-oleh saya yang lain adalah puluhan saudara dari berbagai daerah yang sangat hangat, nilai-nilai ke-positif-an selama diklat, badan yang lebih sehat (kata suami perut saya jadi slim selama prajab, badan juga lebih langsing hihihi), dan satu lagi....kulit yang lebih 'berwarna' (rajin upacara sih!). Alhamdulillaaah...nikmat mana lagi yang saya dustakan ya Alloh :)